MADRASAH TAK LAGI SEKOLAH KELAS DUA


Madrasah swasta tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kehadiran madrasah swasta sifatnya sebagai partisipasi dari masyarakat untuk masyarakat. Madrasah swasta cukup memberi andil bagi pengembangan pendidikan masyarakat terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peran lembaga pendidikan swasta tersebut sebenarnya cukup besar, bahkan sangat signifikan dalam membantu peningkatan SDM.

Kehadiran madrasah selama ini belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Padahal, peran sosialnya cukup tinggi.

Saat ini perhatian pemerintah sudah mulai dilakukan kepada madrasah swasta di Indonesia, tanpa terkecuali. Bahkan, perhatian kepada madrasah negeri sekarang ini tidak ada sama sekali. Semua bantuan dicurahkan kepada madrasah swasta.

Pada tahun 2009 hingga 2010, pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Agama, dibawah Direktorat Pendidikan pada Madrasah telah memberikan bantuan kepada sebagian besar madrasah swasta.

Pada tahun anggaran 2009 dan tahun 2010, anggaran yang dikelola Direktorat Pendidikan Madrasah memberikan porsi cukup besar untuk membantu madrasah swasta. Proporsinya, 60 persen dari total anggaran direktorat yang jumlahnya sebesar 1,1 triliun.

Kita tahu, madrasah swasta berdiri di berbagai daerah. Mereka hanya mendapat bantuan dari anggaran pemerintah pusat atau depag, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan masyarakat itu sendiri. Selebihnya mereka harus mencari sendiri.

Memang diakui, pemda belum sepenuhnya membantu madrasah swasta. Alasannya klasik, madrasah berada dibawah Departemen Agama yang artinya instansi vertikal. Pemda menganggap tidak ada kewajiban untuk membantu madrasah, karena bukan bagian tugasnya.

Di Indonesia ada sekitar 40 ribu madrasah, baik negeri maupun swasta. Sekitar 37 ribu atau 91,4 persen merupakan madrasah swasta. Sekitar 20 – 25 persen dari 37 ribu madrasah, madrasah swasta itu relatif sudah memenuhi kulaifikasi yang signifikan, tetapi mayoritas berada di kota. Melihat data ini, setidaknya madrasah (negeri dan swasta) sekarang, terutama yang berada di perkotaan, sudah mampu berkompetensi dengan sekolah negeri sehingga madrasah tidak lagi dipandang sebagai sekolah kelas dua.

Begitu juga dengan program sertifikasi guru, pemerintah memberikan perhatian yang besar bukan lagi terhadap guru negeri tetapi juga kepada guru madrasah swasta untuk medapatkan sertifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru-guru madrasah swasta, disamping program-program lain seperti program tunjangan fungsional guru honorer baik bagi madrasah negeri maupun madrasah swasta.

Dengan adanya perhatian yang diberikan selama ini dari pemerintah pusat, diharapkan madrasah akan meningkatkan kemapuannya sendiri, tanggung jawab sosial dan keagamaan, serta penuh dedikasi. Dengan bekal ini, setidaknya madrasah swasta akan mampu bersaing dengan madrasah negeri.

(Dikutip dari hasil wawancara Direktur Pendidikan dan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Departemen Agama di Tabloid Al-Madrasah Volume 22 Desember 2009)

Categories: kurikulum | Tag: , , , | 9 Komentar

Navigasi pos

9 thoughts on “MADRASAH TAK LAGI SEKOLAH KELAS DUA

  1. salam kenal Mas…..

  2. salam kenal dari kalimantan tengah
    salam pendidikan

  3. Fathurrahman

    Apa Kabar ????????

  4. Tarbiyatul banin

    semoga ya mas, namun ya masih ketara clusternya

    HOT POSTING
    Pesantren, sistem pendidikan tertua yang masih di nomor2kan ternyata Kontributif untuk bangsa

    http://tarbiyatulbanin.wordpress.com/2010/02/08/pesantren-sistem-pendidikan-tertua-yang-masih-di-nomor2kan-ternyata-kontributif-untuk-bangsa/

    TUKER LINK YUK AKHI
    http://tarbiyatulbanin.wordpress.com/

  5. Fatur

    MAN KOK SEPIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII.
    EEE GEMANA CARA MENYAH FILE PDF JADI BEBERAPA BAGIAN. THNK.

  6. Fatur

    MAN GEMANA KABAR ! POSTKAN DONG CARA BUAT LINK!

Tinggalkan Balasan ke Tarbiyatul banin Batalkan balasan